Luka
Ia membuat merintih
Pedih yang memekik
Derita yang menari
Gores yang mengiris
Rasa menerbitkan hujan problema
Rasa menitikkan tangis gulana
Rasa mengoyakkan benteng kalbu
Rasa meranggas tembok-tembok sejahtera
Dan yang terluka,
Hanya bisa menunggu dalam waktu
Tidakkah Ia, dekat dengan mereka yang terluka?
Tidakkah Ia, membebat mereka yang hatinya kecewa?
Mazmur 147:3 Ia yang menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan
membalut luka-luka mereka.
26 Maret 2012
Prothumia Library, Lantai 2. Usai ngobrol dengan teman sebelah meja perpustakaan-lelaki yang aku anggap adikku-, Arum
Nugroho. Ditulis sebagai bagian dari university
of life-ku.
Ternyata sudah setahun sejak puisi ini aku tuliskan, membacanya dan mempostingnya dalam blog ini sesungguhnya menunjukkan bahwa tulisan ini tak kehilangan relevansinya bagi saat ini. Adakah engkau terluka oleh relasi-relasi di kehidupan dunia ini, bersama dengan manusia-manusia berdosa di sekelilingmu? Datanglah pada Sang Penyembuh, tempat yang paling aman bagi jiwa. Menangislah di peluk-Nya kalau perlu, sebab hadiratNya menghiburkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar