Kata ganti orang kedua. Tapi bagiku kata ini bisa
punya makna berbeda-beda. Ia menandakan sesuatu yang lain. Dalam ilmu semiotika
(kalau kau anak Desain Komunikasi Visual atau Ilmu Komunikasi pasti belajar
ini), ada yang namanya signifier dan signified, tanda dan sesuatu yang
ditandakan. Jadi misalnya: merah
menandakan semangat, hitam menandakan kegelapan. Ada simbolisme disitu.
Kata “kamu”?
Tentu sebuah kata akan berarti ketika ia ditempatkan
dalam konteks sebuah percakapan. Kepada
siapa kau akan mengajukan kata ganti persona “kamu”?
Gurumu?
Ayahmu?
Ibumu?
Tidak.
Kata “kamu” memperlihatkan kesetaraan antara subjek
yang pertama dan subjek yang kedua. “Aku” dan “kamu” adalah dua entitas, dua
wadah yang sama, sejajar, egaliter dalam ruang dan waktu yang utuh. Kata ini
seringkali akan kita pakai untuk sosok yang setara dengan kita, atau pihak yang
kita rasa lebih rendah dari diri kita.
Maka,
Jika kalimat “aku cinta kamu” punya dua kemungkinan,
si aku setara dengan si kamu, atau, si aku lebih tinggi dari si kamu.
Pertanyaannya, yang mana yang dimaksudkan oleh sang
pengucap? Yang pertama akan membawamu pada hidup dengan demokrasi, saling
penghormatan, penghargaan, dan kebanggaan. Yang kedua, seringkali, akan
membawamu pada penjajahan, otokrasi, diktator, dan kezaliman.
Ya, bisa jadi lain sih, kalau kamu adalah seorang perempuan yang membutuhkan aku yang bisa memimpin kamu.
Maka, kamu, biasanya bersedia
mengambil sikap berada di level yang lebih rendah. Tapi maksudku, hati-hati saja, ada
kecenderungan-kecenderungan yang banal ketika seseorang memakai kata kamu untuk kata ganti nama kedua merujuk
pada dirimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar