Ada
kegelisahan yang utuh. Ketika manusia bertanya tentang tanda dan makna.
Saat
neraca tak seimbang, saat malam dendam mengundang.
Adakah
nafas yang terengah, juga jantung yang detaknya mulai enggan?
Marx
menangisi pekerjaan, Derrida menertawakan bahasa.
Teolog
menjual ketuhanan, kaum ateis membeli
rasionalitas yang tak rasional
Mereka
hanyalah sekawanan tanda-tanda yang meringkas Sang Misteri dalam ruang-ruang
sempit yang masih bisa dijangkau dan ditempati.
Bagiku
manusia tidak lebih dari sebuah benda, jika kita tidak ragu, jika kita tidak
mendendam, jika kita tidak iri hati, jika kita tidak percaya, jika kita tidak
mengampuni, jika kita tidak welas asih.
Rasa-rasa
itu adalah sebuah alasan yang menandai kita masih utuh, di dalam kegelisahan
yang sama.
Akhir-akhir ini aku sangat susah tidur cepat, selalu di atas jam 12, kadang-kadang bekerja, kadang-kadang nggak jelas, seperti malam ini, sebenarnya jam 12 tadi aku sudah menutup lampu, mematikan segala sesuatu. Tapi entah kenapa tak bisa lelap sampai jam 2 pagi ini. Mau memikirkan strategi pelayanan rasanya tak mampu. Akhirnya posting tulisan lama ini, oke, inilah salah A GLORIFIED INSOMNIAC!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar