Aku tak mengerti, kenapa tanda lelaki adalah panah seperti ini? Ada yang tahu sejarahnya? |
Ada dua hal yang bisa jadi dimiliki seorang lelaki
ketika ia menatap perempuan. Pertama, eksploitasi.
Kedua, melindungi.
Yang pertama, kau hanya akan menjadikan
perempuan sebagai objek untuk dikuasai dan dipermainkan. Bisa jadi kau terobsesi pada tubuhnya. Bisa
jadi kau hanya ingin memilikinya. Kadang-kadang kau permainkan perasaannya dan
hatinya (kelemahan perempuan bukan?). Kau eksploitasi perempuan itu untuk
memuaskan naturmu sebagai seorang lelaki: berpetualang dan menaklukkan.
Bukankah kita diciptakan di luar taman Eden? Bukankah kita laki-laki,
diciptakan di padang belantara di mana petarungan, kekerasan, penaklukkan
adalah DNA diri kita. Maka, kita, seperti Daud ketika memandang Batsyeba, atau
Amnon memandang Tamar, mengeksploitasi, menjajah, dan tentu saja, mendekstrusi
natur seorang perempuan. Dan, kebanyakan
para lelaki di dunia yang sedang jatuh dalam dosa ini nampaknya demikian. Maka
tak heran, 8 dari 10 perempuan mengalami pelecehan seksual. Sebagian besar
sahabat-sahabatku perempuan pernah mengalami abuse dari pihak laki-laki.
Ada satu-dua orang yang begitu dalam terluka sampai mereka punya gambar
diri yang hancur dan butuh pemulihan yang lama, sampai sekarang pun ada yang
belum sembuh. So sad.
Yang kedua, kau akan jadikan
perempuan itu sebagai subjek keindahan.
Keindahan itu tak kau hancurkan. Tetapi kau rawat, kau jaga baik-baik
dari dunia yang jahanam dan dipenuhi angkara nafsu ini. Kau akan menghormati
keberadaannya, melibatkannya di dalam kebutuhannya untuk terlibat dalam hidupmu,
tidak berotorisasi absolut pada perasannya, kau memberinya ruang untuk menari
dengan perasaan, tangisan dan kerapuhannya.
Ah, seharusnya kita demikian, jika kita demikian, maka kita seperti
Yesus Sang Lelaki Sejati, melindungi hati seorang perempuan Samaria yang penuh
malu dan luka.
Lelaki jenis kedua bukanlah pengemis cinta, tetapi ia
menawarkan kekuatan di dalam dirinya. Kekuatan untuk menjaga, melindungi subjek
keindahan yang ia kasihi.
Setengah dekade ini setidaknya ada dua hati yang ingin
kulindungi, tetapi, well, mereka
memilih dilindungi yang lain. Tapi masalahnya, tentu dari perspektifku yang
sering sok rasionalis padahal subjektif, mereka malah dieksploitasi. Dan,
bukankah hati seorang penjaga akan remuk ketika apa yang ingin dijaganya
dicolong oleh maling?
Ah, kok jadi rumit. Hahahaha.
Tetapi ingatlah ini sungguh-sungguh, camkan ini
baik-baik: kepada para lelaki, hati-hati, kalau kau eksploitasi perempuan, maka
engkau sungguh jahanam, bangsat, dan bajingan!! (tiba-tiba merefleksi, apakah
aku juga lelaki yang demikian? Ah bisa jadi, Lord have mercy on me)
#Sambil ngopi Jepang di
siang hari. Tiba-tiba kepikiran kajian
gender dan hal-hal diseputar ini.
Beberapa lama kemudian aku bercakap-cakap dengan
seseorang, dan ia menyarankan ada klasifikasi ketiga: lelaki yang berada di
titik netral. Lelaki dimana ia hanya mengagumi seorang perempuan tanpa berusaha
melakukan apapun. Ia hanya berada di titik dimana ia memandang, melihat
keindahan, dan bersyukur pada Sang Pencipta karena Tuhan menciptakan perempuan.
Bukankah Ia sendiri adalah Sang Keindahan sekaligus pemilik keindahan?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar