Kedua,
Janji mengabdi dengan tulus ikhlas dan setia
Penjelasan
Setelah berfokus pada
kalimat imperatif pertama, kita berpindah pada kalimat imperatif kedua “beribadahlah
kepada-Nya dengan tulus dan setia.” Kalau kita cermati bagian setelah ayat
14, kata “ibadah” muncul sangat sering, empat belas kali, sehingga menunjukkan kata
“ibadah” adalah kata yang penting. Yang menarik, Alkitab versi bahasa Inggris tidak
menerjemahkan “worship” tetapi, malah
“serve” melayani. Buat saya, hal ini
menunjukkan ada problem penerjemahan atau barangkali lebih tepat problem
pemahaman kata. Oleh karena itu, saya menyelidiki
kata dasar Ibraninya yaitu abad. Kemudian,
saya menemukan bahwa kata abad dalam
pemakaiannya di PL bisa mencakup dua konsep:
Pertama, konsep secara inward devotion. Dalam konsep ini, kata ini dipakai pada konteks untuk
mengekspresikan posisi manusia di hadapan Allah, yaitu sebagai pelayan, servant. Abad dimaknai sebagai keseluruhan keberadaan manusia, jiwa, hati,
dan raga, yang diberikan untuk tuannya. Sehingga, konsep secara inward ini lebih merujuk pada sikap hati
seseorang atau status seseorang, bagaimana kita menempatkan diri kita.
Kedua,
konsep secara outward devotion. Dalam konsep ini, kata ini dipakai dalam konteks pelaksaan
ritual keagamaan Israel, misalnya dalam tabernakel dan bait suci. Di sini abad
merujuk pada aksi yang kelihatan di luar, seperti korban bakaran, korban
pendamaian dan lain sebagainya. Barangkali, LAI menerjemahkan kata abad sebagai “beribadah” merujuk pada
konsep yang kedua ini, outward devotion.
Ketika melihat dua pemakaian ini dan konteks pembaharuan janji, membuat saya lebih menyukai terjemahan Alkitab Kabar
Baik dan BISS, yang menerjemahkannya mengabdi,
mengabdi itu memberikan diri menjadi abdi, dan kata mengabdi ini lebih dapat
menangkap dua konsep inward dan outward devotion.
Kalau anda pernah
jalan-jalan ke keraton Jogja atau Surakarta, anda akan bertemu para abdi dalem,
pelayan-pelayan rumah sultan. Kalau anda rekreasi ketempat ini, anda akan
dilayani dengan sangat baik, memakai bahasa yang sangat halus. Mereka ini
mengabdi kepada sultan, inward devotion
mereka adalah memposisikan diri sebagai pelayan, sedangkan outward devotion mereka adalah melakukan apa yang diperintahkan. By the way, entah kenapa mereka sangat
bangga dan tenteram menjadi abdi dalem yang mengabdi kepada Sultan, padahal hanya
digaji 60ribu rupiah sebulan. Heran bukan? Betapa mengabdinya mereka kepada tuannya.
Dalam konteks relasi
Tuhan dan umatNya, maka mengabdi itu berarti memiliki sikap atau hati sebagai
seorang abdi atau pelayan kepada Tuhan, inilah inward devotion. Mengabdi juga berarti melakukan sesuatu yang
nampak, inilah outward devotion. Yang
menarik, komitmen mengabdi ini diikuti kata keterangan “tulus ikhlas” dan
“setia.” Tulus adalah karakter personal yang jujur, tanpa pamrih, bersih, dan
murni, tanpa ambisi pribadi. Setia berkenaan kualitas pemberian diri yang tidak
berubah, tekun memberi diri. Tuhan meminta Israel untuk berjanji mengabdi
dengan tulus dan setia, jujur dan murni dan tidak berubah.
Ketika Yosua kemudian
menantang Israel untuk memilih keputusan teologis mereka, dalam ayat 18 Israel menjawab:
“kami pun akan mengabdi kepada Tuhan,
sebab Dialah Allah kita.” Bangsa
yang selama di padang gurun sering bebal, bengal dan tidak setia, pada hari itu
di Sikhem setelah mempelajari sejarah karya Tuhan, berikrar mau mengabdi kepada
Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia. Hari ini mari memperbaharui janji yang
sama, mari kita mengabdi kepada Tuhan dengan tulus dan setia, sebab Dialah
Allah kita.
Ilustrasi
Dalam buku Freedom of Forgiveness,
David Augsburger menceritakan tentang Jenderal William Booth, pendiri gereja Bala
Keselamatan atau lebih dikenal dengan nama Salvation
Army yang suatu ketika kehilangan penglihatannya. Anaknya memiliki tugas yang berat karena diminta
untuk mengatakan kepada ayahnya bahwa kemungkinan besar matanya tidak bisa
sembuh. Dalam percakapan itu William Booth bertanya, “apakah maksudmu aku akan
buta?” Anaknya menjawab, “Iya, papa saya takut itu memang akan terjadi.”
Ayahnya melanjutkan, “Jadi aku tidak akan pernah melihat wajahmu lagi?” “Tidak
ayah, mungkin di muka bumi ini tidak.” Kemudian ayahnya berkata: “Bramwell, Aku
telah mengabdi dengan apa yang aku bisa untuk Tuhan dan untuk umatNya dengan
mataku. Sekarang, aku akan tetap mengabdi dengan apa yang aku dapat lakukan bahkan tanpa mataku.” Hari ini,
kalau pelayanan gereja Bala Keselamatan telah berkembang di 125 negara, dan
banyak memberi pengaruh di bidang sosial, tentu salah satu titik pangkalnya
adalah komitmen pengabdian seorang William Booth.
Di tengah situasi kehilangan mata, William Booth tidak kecewa kepada Tuhan,
tetapi ia tetap mau mengabdi bagi Tuhan, tentu karena ia telah berjanji untuk mengabdi tulus dan setia.
Aplikasi
Mengabdi dengan tulus dan
setia itu berarti tetap bertahan memberi yang terbaik, meskipun situasi pelayanan
tidak mengenakkan dan bahkan tidak memberi pengharapan. Dalam konteks sebagai
mahasiswa, mengabdi dengan tulus dan setia itu berarti tetap belajar
sungguh-sungguh, walau lelah dengan segala tuntutan akademis yang ada. Mengabdi
dengan tulus dan setia itu berarti mau melayani dengan totalitas meskipun
banyak hamba Tuhan setengah-setengah melayani.
Dalam hidup pengabdian
kita, kita pasti akan mengalami satu momen di mana kita di push on the
limit, ditekan sampai ambang batas kemampuan, digencet oleh situasi, yang
sering membuat kita menitikkan air mata, kita letih, capek oleh semua ini. apa yang bisa membuat kita tetap bertahan?
Selain anugerah Tuhan dan konsep teologis yang benar, komitmen untuk mengabdi
dengan tulus setia adalah jawabannya. Hari ini, kalau engkau merasa putus asa
dengan situasi pelayanan dan hidup kita, membuatmu ingin undur, mari
berkomitmen kembali untuk mengabdi dengan tulus dan setia
Ketiga,
Janji menyingkirkan berhala yang ada dalam kehidupan kita
Penjelasan
Usai janji yang kedua,
Yosua menandaskan perintah imperatif yang ketiga: “Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di
seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada Tuhan.” Bagi
keagamaan timur dekat kuno waktu itu, kepercayaan dan pengabdian kepada banyak
allah adalah hal yang sangat umum. Kita tahu misalnya tentang dewa Baal, Artemis,
Sakuth dan lain sebagainya. Menariknya, dalam perjalanan di padang gurun, Israel
pernah menyembah anak lembu emas. Ini sudah memberi indikasi bahwa Israel mempunyai
kecenderungan berhati dua yaitu menyembah
allah-allah dari bangsa di sekeliling mereka. Bagian ketiga ayat 14 ini amat lugas dan tegas
menantang bangsa yang suka mendua itu untuk memilih kemana hatinya pergi, jika
mereka memilih Tuhan, maka mereka harus menjauhkan sesembahan yang lain, dalam
terjemahan yang lebih literal: menyingkirkan berhala mereka. Dan Israel pun menjawab
tantangan itu “jauhlah daripada kami meninggalkan Tuhan untuk mengabdi pada
Allah lain.” Dalam ayat 21-24 mereka mengiyakan untuk menyingkirkan allah-allah
mereka yang lain.
Seperti dapat dilihat
pada ayat 19, perintah ini jelas berasal karakter Allah yang adalah Tuhan yang
kudus dan yang cemburu. Allah yang kudus menyebabkan umatNya harus hidup kudus
pula. Hidup kudus adalah hidup yang set
apart, terpisah dan dikhususkan dari
hidup bangsa-bangsa lain. Allah yang pencemburu adalah karakter Allah yang tidak mentolerasikan adanya allah yang lain dalam
hidup umatNya. Sesungguhnya permintaan ini adalah pengulangan dari hukum Taurat
yang pertama, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.”
Adanya allah lain dalam
kehidupan umat Tuhan adalah berbahaya, ayat 19b jelas berkata “Apabila kamu meninggalkan Tuhan dan
beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan
yang tidak baik kepada kamu, serta membinasakan kamu.” Cornelius Plantinga
dalam Not The Way It’s Supposed To Be
menjelaskan bahwa sikap mendua hati dalam sebuah relasi adalah sikap yang
menghancurkan, baik pihak yang menduakan atau pun yang diduakan. Bila umat
Allah menduakan Tuhan, maka itu menghancurkan hidup umat Allah sendiri dan
menghancurkan hati Allah sendiri.
Hari ini, Allah
meminta kita umat-Nya untuk memperbaharui hubungan kita dengan Dia, dengan meminta kita untuk berjanji menyingkirkan allah lain, berhala yang
ada dalam hidup kita.
Ilustrasi
Saya hendak membacakan
dua pucuk surat. Yang pertama adalah surat dari pengguna komputer yang malang
kepada bagian direktur bantuan teknis sebuah perusahaan komputer. Demikian
suratnya:
“Departemen bantuan teknis yang
terhormat, akhir tahun lalu saya upgrade
dari program pacar 7.0 pada program istri 1.0, di mana tanpa saya setting, tiba-tiba program ini tanpa
diperintahkan menjalankan proses pencetakan anak yang sangat banyak, yang
menghabiskan kapasitas memori, tenaga dan sumber daya yang amat berharga. Padahal
perihal ini tidak pernah diinformasikan secara jelas pada brosur sebelumnya.
Ditambah lagi program istri 1.0 menginstall
program-program aplikasi sendiri dan langsung menjalankan program-program
tersebut selama sistem sedang diinisialisasi. Kemudian, program istri 1.0 juga
memantau program-program aplikasi lainnya yang sedang berjalan, seperti olahraga
10.3, mancing 2.5, nonton bola 5.0 semua tidak bisa berjalan seperti sebelumnya
karena sistem crash down, setiap kali
program aktivitas ini dicoba untuk dijalankan. Sepertinya, program istri 1.0
tidak bisa dijalankan secara sambilan di background,
bersamaan dengan upaya saya menjalankan program-program aplikasi favorit saya
lainnya. Saya sedang berpikir dan
mencoba untuk mengembalikan kepada program pacar 7.0, tetapi ternyata perintah uninstall sama sekali tidak bisa
dilakukan terhadap program ini. Dapatkan anda menolong saya? Terimakasih
sebelumnya dari pengguna komputer yang malang.”
Ini surat jawaban
dari departemen bantuan teknis, terhadap pengguna komputer tersebut:
“Yang kekasih pengguna komputer yang
malang, ini adalah masalah umum yang dikomplain kebanyakan pria karena
pengertian mereka yang salah, banyak pria yang upgrade dari pacar 7.0 ke istri 1.0 dengan berpikir bahwa program
istri 1.0 adalah program utilities,
pelengkap dan hiburan. Sejujurnya, program istri 1.0 adalah operating system yang didesain
penciptanya untuk menjalankan semua program aplikasi, dan sepertinya mustahil
untuk anda dapat menghapus program istri 1.0 untuk kembali pada pacar 7.0. Sdr
tidak akan bisa uninstall, delete, mau pun remove bahkan format semua
program istri 1.0 yang telah ada dalam sistem sdr. Begitu sdr menginstall program
istri 1.0 anda tidak akan bisa kembali pada program pacar 7.0 karena operating system ini tidak didesain pencipta untuk menerima hal itu. Beberapa orang dengan
bodohnya, mencoba menginstall program pacar 8.0 atau istri 2.0 akhirnya malah menghasilkan
masalah yang lebih besar dan malah menghancurkan komputer mereka. Cobalah baca
buku panduan dan saya sarankan anda menginstal program aplikasi yang mendukung
OS istri 1.0 seperti misalnya program ://say:://ya sayang, untuk mengurangi
augmentasi atau gangguan yang ada. Ohya, harus anda ketahui operating system
istri 1.0 adalah program yang sangat luar biasa, tetapi juga perlu maintenance atau pemeliharaan yang luar
biasa. Cobalah anda menambahkan program-program aplikasi, yang dapat menambah performance OS istri 1.0 misalnya
liburan 3.3, pergi ke salon mahal 4.1, makan malam romantis 1.1. surat cinta
2.1, bunga mawar 2.3, atau berlian 5.0. Tetapi saya peringatkan anda, jangan sekali-sekali
menginstall program sekretaris rok pendek 3.3 karena akan menghasilkan
kerusakan fatal yang tidak dapat diperbaiki dan dikembalikan seperti semula.
Semoga anda beruntung terimakasih, dari direktur bantuan teknis.”
Dua surat itu jelas surat
yang imajiner, tetapi memberikan kebenaran kepada kita, ketika kita memilih
untuk berelasi dengan seseorang, tidak ada yang lain yang boleh mengganggu
relasi itu. Demikian juga, ketika kita memilih untuk mengabdi kepada Tuhan
dengan tulus dan setia, itu berarti menyingkirkan allah-allah yang lain.
Aplikasi
J. I Packer pernah bertanya, “Apa allah lain yang bisa kita punya selain Tuhan?” Ia menjawab banyak. Uang, kemapanan hidup, nafsu,
perasaan-perasaan seperti kebanggaan diri, keinginan untuk diakui adalah daftar
kecil yang bisa dicantumkan. Bagi Packer, daftar ilah-ilah adalah tidak akan
pernah berakhir, karena, apapun yang diijinkan oleh seseorang untuk menguasai
hidupnya itulah ilahnya.
Hidup mengikut Tuhan
itu adalah hidup yang menggengam dan melepaskan. Menggenggam apa yang Tuhan mau
untuk kita genggam, melepaskan apa yang Tuhan suruh untuk kita lepaskan. Berhala adalah apa yang sering ingin kita genggam,
padahal Tuhan meminta kita melepaskannya. Padahal kalau kita terus
menggenggamnya erat-erat, ia hanya akan menghalangi berkat dari relasi kita dengan Tuhan. Hari
ini, mari merenungkan masing-masing, apa allah lain yang menguasai hidupmu saat
ini? Kalau ada, mari kita bertobat di
hadapan Tuhan, memperbaharui hubungan kita dengan Dia dan berjanji melepaskan, menyingkirkan
berhala kehidupan kita.
Penutup
[Relationship with God is the most important relationship that You can have. Embrace
it every day] Jadi, karena relasi dengan Tuhan adalah relasi yang terbaik yang
dapat ada dalam hidup kita, itulah yang membuat kita mau tetap habis-habisan
mempertahankannya, meskipun bagi kita itu melelahkan. Karena relasi dengan
Tuhan adalah yang terbaik dan terpenting dalam hidup ini,
maka kita mau hidup takut akan Dia, mengabdi dengan tulus dan setia, dan
menyingkirkan apa pun yang mengganggu relasi itu.
Memang akan sangat sulit, karena kita adalah manusia
yang rapuh dan sering lupa janji dan komitmen kita, tetapi dengan pertolongan
Roh Kudus saja kita dimampukan.
.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar