Rabu, 16 Januari 2013

Renewing Your Promises: Yosua 24:1-28 (part two)

Kedua, Janji mengabdi dengan tulus ikhlas dan setia
Penjelasan
Setelah berfokus pada kalimat imperatif pertama, kita berpindah pada kalimat imperatif kedua  beribadahlah kepada-Nya dengan tulus dan setia.  Kalau kita cermati bagian setelah ayat 14, kata “ibadah” muncul sangat sering, empat belas kali, sehingga menunjukkan kata “ibadah” adalah kata yang penting. Yang menarik, Alkitab versi bahasa Inggris tidak menerjemahkan “worship” tetapi, malah “serve” melayani. Buat saya, hal ini menunjukkan ada problem penerjemahan atau barangkali lebih tepat problem pemahaman kata.  Oleh karena itu, saya menyelidiki kata dasar Ibraninya yaitu abad. Kemudian, saya menemukan bahwa kata abad dalam pemakaiannya di PL bisa mencakup dua konsep:

Pertama, konsep secara inward devotion. Dalam konsep ini, kata ini dipakai pada konteks untuk mengekspresikan posisi manusia di hadapan Allah, yaitu sebagai pelayan, servant. Abad dimaknai sebagai keseluruhan keberadaan manusia, jiwa, hati, dan raga, yang diberikan untuk tuannya. Sehingga, konsep secara inward ini lebih merujuk pada sikap hati seseorang atau status seseorang, bagaimana kita menempatkan diri kita.  

Kedua, konsep secara outward devotion. Dalam konsep ini, kata ini dipakai dalam konteks pelaksaan ritual keagamaan Israel, misalnya dalam tabernakel dan bait suci.  Di sini abad merujuk pada aksi yang kelihatan di luar, seperti korban bakaran, korban pendamaian dan lain sebagainya. Barangkali, LAI menerjemahkan kata abad sebagai “beribadah” merujuk pada konsep yang kedua ini, outward devotion. Ketika melihat dua pemakaian ini dan konteks pembaharuan janji, membuat saya lebih menyukai terjemahan Alkitab Kabar Baik dan BISS, yang menerjemahkannya mengabdi, mengabdi itu memberikan diri menjadi abdi, dan kata mengabdi ini lebih dapat menangkap dua konsep inward dan outward devotion.

Kalau anda pernah jalan-jalan ke keraton Jogja atau Surakarta, anda akan bertemu para abdi dalem, pelayan-pelayan rumah sultan. Kalau anda rekreasi ketempat ini, anda akan dilayani dengan sangat baik, memakai bahasa yang sangat halus. Mereka ini mengabdi kepada sultan, inward devotion mereka adalah memposisikan diri sebagai pelayan, sedangkan outward devotion mereka adalah melakukan apa yang diperintahkan. By the way, entah kenapa mereka sangat bangga dan tenteram menjadi abdi dalem yang mengabdi kepada Sultan, padahal hanya digaji 60ribu rupiah sebulan. Heran bukan? Betapa mengabdinya mereka kepada tuannya.

Dalam konteks relasi Tuhan dan umatNya, maka mengabdi itu berarti memiliki sikap atau hati sebagai seorang abdi atau pelayan kepada Tuhan, inilah inward devotion. Mengabdi juga berarti melakukan sesuatu yang nampak, inilah outward devotion. Yang menarik, komitmen mengabdi ini diikuti kata keterangan “tulus ikhlas” dan “setia.” Tulus adalah karakter personal yang jujur, tanpa pamrih, bersih, dan murni, tanpa ambisi pribadi. Setia berkenaan kualitas pemberian diri yang tidak berubah, tekun memberi diri. Tuhan meminta Israel untuk berjanji mengabdi dengan tulus dan setia, jujur dan murni dan tidak berubah.

Ketika Yosua kemudian menantang Israel untuk memilih keputusan teologis mereka, dalam ayat 18 Israel menjawab: “kami pun akan mengabdi kepada Tuhan, sebab Dialah Allah kita.”  Bangsa yang selama di padang gurun sering bebal, bengal dan tidak setia, pada hari itu di Sikhem setelah mempelajari sejarah karya Tuhan, berikrar mau mengabdi kepada Tuhan dengan tulus ikhlas dan setia. Hari ini mari memperbaharui janji yang sama, mari kita mengabdi kepada Tuhan dengan tulus dan setia, sebab Dialah Allah kita.

Ilustrasi
Dalam buku Freedom of Forgiveness, David Augsburger menceritakan tentang Jenderal William Booth, pendiri gereja Bala Keselamatan atau lebih dikenal dengan nama Salvation Army yang suatu ketika kehilangan penglihatannya. Anaknya memiliki tugas yang berat karena diminta untuk mengatakan kepada ayahnya bahwa kemungkinan besar matanya tidak bisa sembuh. Dalam percakapan itu William Booth bertanya, “apakah maksudmu aku akan buta?” Anaknya menjawab, “Iya, papa saya takut itu memang akan terjadi.” Ayahnya melanjutkan, “Jadi aku tidak akan pernah melihat wajahmu lagi?” “Tidak ayah, mungkin di muka bumi ini tidak.” Kemudian ayahnya berkata: “Bramwell, Aku telah mengabdi dengan apa yang aku bisa untuk Tuhan dan untuk umatNya dengan mataku. Sekarang, aku akan tetap mengabdi dengan apa yang aku dapat lakukan bahkan tanpa mataku.” Hari ini, kalau pelayanan gereja Bala Keselamatan telah berkembang di 125 negara, dan banyak memberi pengaruh di bidang sosial, tentu salah satu titik pangkalnya adalah komitmen pengabdian seorang William Booth.

Di tengah situasi kehilangan mata, William Booth tidak kecewa kepada Tuhan, tetapi ia tetap mau mengabdi bagi Tuhan, tentu karena ia telah berjanji untuk mengabdi tulus dan setia.

Aplikasi
Mengabdi dengan tulus dan setia itu berarti tetap bertahan memberi yang terbaik, meskipun situasi pelayanan tidak mengenakkan dan bahkan tidak memberi pengharapan. Dalam konteks sebagai mahasiswa, mengabdi dengan tulus dan setia itu berarti tetap belajar sungguh-sungguh, walau lelah dengan segala tuntutan akademis yang ada. Mengabdi dengan tulus dan setia itu berarti mau melayani dengan totalitas meskipun banyak hamba Tuhan setengah-setengah melayani.

Dalam hidup pengabdian kita, kita pasti akan mengalami satu momen di mana kita di push on the limit, ditekan sampai ambang batas kemampuan, digencet oleh situasi, yang sering membuat kita menitikkan air mata, kita letih, capek oleh semua ini.  apa yang bisa membuat kita tetap bertahan? Selain anugerah Tuhan dan konsep teologis yang benar, komitmen untuk mengabdi dengan tulus setia adalah jawabannya. Hari ini, kalau engkau merasa putus asa dengan situasi pelayanan dan hidup kita, membuatmu ingin undur, mari berkomitmen kembali untuk mengabdi dengan tulus dan setia
Ketiga, Janji menyingkirkan berhala yang ada dalam kehidupan kita
Penjelasan
Usai janji yang kedua, Yosua menandaskan perintah imperatif yang ketiga: “Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada Tuhan.” Bagi keagamaan timur dekat kuno waktu itu, kepercayaan dan pengabdian kepada banyak allah adalah hal yang sangat umum. Kita tahu misalnya tentang dewa Baal, Artemis, Sakuth dan lain sebagainya. Menariknya, dalam perjalanan di padang gurun, Israel pernah menyembah anak lembu emas. Ini sudah memberi indikasi bahwa Israel mempunyai kecenderungan berhati dua yaitu menyembah allah-allah dari bangsa di sekeliling mereka.  Bagian ketiga ayat 14 ini amat lugas dan tegas menantang bangsa yang suka mendua itu untuk memilih kemana hatinya pergi, jika mereka memilih Tuhan, maka mereka harus menjauhkan sesembahan yang lain, dalam terjemahan yang lebih literal: menyingkirkan berhala mereka. Dan Israel pun menjawab tantangan itu “jauhlah daripada kami meninggalkan Tuhan untuk mengabdi pada Allah lain.” Dalam ayat 21-24 mereka mengiyakan untuk menyingkirkan allah-allah mereka yang lain.

Seperti dapat dilihat pada ayat 19, perintah ini jelas berasal karakter Allah yang adalah Tuhan yang kudus dan yang cemburu. Allah yang kudus menyebabkan umatNya harus hidup kudus pula. Hidup kudus adalah hidup yang set apart, terpisah dan dikhususkan dari hidup bangsa-bangsa lain. Allah yang pencemburu adalah karakter Allah yang tidak mentolerasikan adanya allah yang lain dalam hidup umatNya. Sesungguhnya permintaan ini adalah pengulangan dari hukum Taurat yang pertama, “Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.” 

Adanya allah lain dalam kehidupan umat Tuhan adalah berbahaya, ayat 19b jelas berkata “Apabila kamu meninggalkan Tuhan dan beribadah kepada allah asing, maka Ia akan berbalik dari padamu dan melakukan yang tidak baik kepada kamu, serta membinasakan kamu.” Cornelius Plantinga dalam  Not The Way It’s Supposed To Be menjelaskan bahwa sikap mendua hati dalam sebuah relasi adalah sikap yang menghancurkan, baik pihak yang menduakan atau pun yang diduakan. Bila umat Allah menduakan Tuhan, maka itu menghancurkan hidup umat Allah sendiri dan menghancurkan hati Allah sendiri.
Hari ini, Allah meminta kita umat-Nya untuk memperbaharui hubungan kita dengan Dia, dengan meminta kita untuk berjanji menyingkirkan allah lain, berhala yang ada dalam hidup kita.

Ilustrasi
Saya hendak membacakan dua pucuk surat. Yang pertama adalah surat dari pengguna komputer yang malang kepada bagian direktur bantuan teknis sebuah perusahaan komputer. Demikian suratnya:
“Departemen bantuan teknis yang terhormat, akhir tahun lalu saya upgrade dari program pacar 7.0 pada program istri 1.0, di mana tanpa saya setting, tiba-tiba program ini tanpa diperintahkan menjalankan proses pencetakan anak yang sangat banyak, yang menghabiskan kapasitas memori, tenaga dan sumber daya yang amat berharga. Padahal perihal ini tidak pernah diinformasikan secara jelas pada brosur sebelumnya. Ditambah lagi program istri 1.0 menginstall program-program aplikasi sendiri dan langsung menjalankan program-program tersebut selama sistem sedang diinisialisasi. Kemudian, program istri 1.0 juga memantau program-program aplikasi lainnya yang sedang berjalan, seperti olahraga 10.3, mancing 2.5, nonton bola 5.0 semua tidak bisa berjalan seperti sebelumnya karena sistem crash down, setiap kali program aktivitas ini dicoba untuk dijalankan. Sepertinya, program istri 1.0 tidak bisa dijalankan secara sambilan di background, bersamaan dengan upaya saya menjalankan program-program aplikasi favorit saya lainnya.  Saya sedang berpikir dan mencoba untuk mengembalikan kepada program pacar 7.0, tetapi ternyata perintah uninstall sama sekali tidak bisa dilakukan terhadap program ini. Dapatkan anda menolong saya? Terimakasih sebelumnya dari pengguna komputer yang malang.”

Ini surat jawaban dari departemen bantuan teknis, terhadap pengguna komputer tersebut:
“Yang kekasih pengguna komputer yang malang, ini adalah masalah umum yang dikomplain kebanyakan pria karena pengertian mereka yang salah, banyak pria yang upgrade dari pacar 7.0 ke istri 1.0 dengan berpikir bahwa program istri 1.0 adalah program utilities, pelengkap dan hiburan. Sejujurnya, program istri 1.0 adalah operating system yang didesain penciptanya untuk menjalankan semua program aplikasi, dan sepertinya mustahil untuk anda dapat menghapus program istri 1.0 untuk kembali pada pacar 7.0. Sdr tidak akan bisa uninstall, delete, mau pun remove bahkan format semua program istri 1.0 yang telah ada dalam sistem sdr. Begitu sdr menginstall program istri 1.0 anda tidak akan bisa kembali pada program pacar 7.0 karena operating system ini tidak didesain pencipta untuk menerima hal itu. Beberapa orang dengan bodohnya, mencoba menginstall program pacar 8.0 atau istri 2.0 akhirnya malah menghasilkan masalah yang lebih besar dan malah menghancurkan komputer mereka. Cobalah baca buku panduan dan saya sarankan anda menginstal program aplikasi yang mendukung OS istri 1.0 seperti misalnya program ://say:://ya sayang, untuk mengurangi augmentasi atau gangguan yang ada. Ohya, harus anda ketahui operating system istri 1.0 adalah program yang sangat luar biasa, tetapi juga perlu maintenance atau pemeliharaan yang luar biasa. Cobalah anda menambahkan program-program aplikasi, yang dapat menambah performance OS istri 1.0 misalnya liburan 3.3, pergi ke salon mahal 4.1, makan malam romantis 1.1. surat cinta 2.1, bunga mawar 2.3, atau berlian 5.0. Tetapi saya peringatkan anda, jangan sekali-sekali menginstall program sekretaris rok pendek 3.3 karena akan menghasilkan kerusakan fatal yang tidak dapat diperbaiki dan dikembalikan seperti semula. Semoga anda beruntung terimakasih, dari direktur bantuan teknis.”

Dua surat itu jelas surat yang imajiner, tetapi memberikan kebenaran kepada kita, ketika kita memilih untuk berelasi dengan seseorang, tidak ada yang lain yang boleh mengganggu relasi itu. Demikian juga, ketika kita memilih untuk mengabdi kepada Tuhan dengan tulus dan setia, itu berarti menyingkirkan allah-allah yang lain.

Aplikasi
 J. I Packer pernah bertanya, “Apa allah lain yang bisa kita punya selain Tuhan?” Ia menjawab banyak.  Uang, kemapanan hidup, nafsu, perasaan-perasaan seperti kebanggaan diri, keinginan untuk diakui adalah daftar kecil yang bisa dicantumkan. Bagi Packer, daftar ilah-ilah adalah tidak akan pernah berakhir, karena, apapun yang diijinkan oleh seseorang untuk menguasai hidupnya itulah ilahnya.

Hidup mengikut Tuhan itu adalah hidup yang menggengam dan melepaskan. Menggenggam apa yang Tuhan mau untuk kita genggam, melepaskan apa yang Tuhan suruh untuk kita lepaskan. Berhala adalah apa yang sering ingin kita genggam, padahal Tuhan meminta kita melepaskannya. Padahal kalau kita terus menggenggamnya erat-erat, ia hanya akan menghalangi berkat dari relasi kita dengan Tuhan. Hari ini, mari merenungkan masing-masing, apa allah lain yang menguasai hidupmu saat ini?  Kalau ada, mari kita bertobat di hadapan Tuhan, memperbaharui hubungan kita dengan Dia dan berjanji melepaskan, menyingkirkan berhala kehidupan kita.

Penutup


[Relationship with God is the most important relationship that You can have. Embrace it every day] Jadi, karena relasi dengan Tuhan adalah relasi yang terbaik yang dapat ada dalam hidup kita, itulah yang membuat kita mau tetap habis-habisan mempertahankannya, meskipun bagi kita itu melelahkan. Karena relasi dengan Tuhan adalah yang terbaik dan terpenting dalam hidup ini, maka kita mau hidup takut akan Dia, mengabdi dengan tulus dan setia, dan menyingkirkan apa pun yang mengganggu relasi itu.

Memang akan sangat sulit, karena kita adalah manusia yang rapuh dan sering lupa janji dan komitmen kita, tetapi dengan pertolongan Roh Kudus saja kita dimampukan.

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar