Rabu, 24 April 2013

Luka



Luka

Ia membuat merintih
Pedih yang memekik
Derita yang menari
Gores yang mengiris

Rasa menerbitkan hujan problema
Rasa menitikkan tangis gulana
Rasa mengoyakkan benteng kalbu
Rasa meranggas tembok-tembok sejahtera

Dan yang terluka,
Hanya bisa menunggu dalam waktu
Tidakkah Ia, dekat dengan mereka yang terluka?
Tidakkah Ia, membebat mereka yang hatinya kecewa?


Mazmur 147:3 Ia yang menyembuhkan orang-orang yang patah hati dan membalut luka-luka mereka.






26 Maret 2012
Prothumia Library, Lantai 2. Usai ngobrol dengan teman sebelah meja perpustakaan-lelaki yang aku anggap adikku-, Arum Nugroho. Ditulis sebagai bagian dari university of life-ku.





Ternyata sudah setahun sejak puisi ini aku tuliskan, membacanya dan mempostingnya dalam blog ini sesungguhnya menunjukkan bahwa tulisan ini tak kehilangan relevansinya bagi saat ini. Adakah engkau terluka oleh relasi-relasi di kehidupan dunia ini, bersama dengan manusia-manusia berdosa di sekelilingmu? Datanglah pada Sang Penyembuh, tempat yang paling aman bagi jiwa. Menangislah di peluk-Nya kalau perlu, sebab hadiratNya menghiburkan.