Kamis, 03 April 2014

Catatan Mbak Krist (1) : Janganlah Kamu Kuatir Tentang Apa Pun Juga

Dulu waktu awal mendengar berita terkena kanker dan harus kemo, yang paling kutakutkan adalah menjadi gundul! Bagiku itu sangat mengerikan. Aku yang biasa tampil di depan umum, bagaimana jadinya kalau sampai gundul? Pikiranku jadi kusut dan masam setiap kali memikirkannya. Ketakutan lebih daripada takut pada kanker itu sendiri menerpa hari-hariku. Aku banyak terdiam dengan suram setiap kali memikirkan hal itu.
Ketika kemo akhirnya dilakukan, dan beberapa hari kemudian mulai rontok rambutku memang ketika pertama kali melihat rambut waktu dikeramas tidak berhenti-hentinya lepas, hatiku terasa hendak lepas dari tempatnya. Semula berpikir biar saja rontok semua dengan sendirinya. Tapi melihat rambut terus saja berjatuhan di mana pun dan kapan pun membuat tidak nyaman diri sendiri dan orang-orang sekitar. Maka aku putuskan untuk mencukur habis semua rambutku. Tidak mungkin aku ke salon untuk melakukan pencukuran itu, karena tentu akan menimbulkan teror bagi tukan cukur yang akan melakukan tugasnya, juga menarik perhatian orang-orang yang berada di salon. Kuputuskan untuk mencukurnya di rumah saja dengan bantuan dari orang-orang terdekatku.
Hari pencukuran tiba. Suasana yang terjadi ternyata bukan suasana yang mistis, tragis, apalagi sadistik. Sebelum mencukur aku ajak anakku menggunting rambutku yang masih sebahu, menjadi ukuran yang lebih pendek. Asal gunting saja. Dan anakku yang berusia 8 tahun melakukannya dengan riang. Setelah pendek, baru tugas suamiku mengeksekusi kepalaku. Dengan pisau cukur seadanya dia melakukan tugasnya. Semula dibentuknya rambut pendekku seperti tomhank, kemudian menyerupai avatar dan beberapa bentuk konyol lainnya. Kami tertawa terbahak-bahak selama proses pencukuran itu. Tidak ada air mata, yang ada hanya rasa damai yang melimpah. Dengan tentram dan rela hati aku melepas semua rambutku, sampai bersih.
Setelah itu masa memakai wig tiba. Sebelumnya aku sempat juga suntuk memikirkan bagaimana dengan memakai wig itu. Pasti merepotkan, pasti menyiksa, pasti tampak aneh, bisa jadi tampangku menakutkan. Namun ternyata tidak. Pakai wig itu mudah, praktis, dan langsung terlihat rambut yang sempurna. Beberapa orang mengatakan aku tampak lebih cantik. Ya jelas saja kan dengan wig seperti baru keluar dari salon! Selama pakai wig aku malah merasa "ah mending pakai wig dari pada rambut sendiri."
Apa yang kita khawatirkan belum tentu ternjadi, bahkan bisa jadi tidak terjadi. Maka mengapa mengkhawatirkannya? Bukankan dengan khawatir hanya membuat hati resah dan gelisah?
"Janganlah kamu khawatir tentang apa pun juga..."
 
 
 
I miss her smile :(
 
*Ini adalah catatan Mbak Krist yang aku temukan di micro SD laptopnya. Rasanya sayang kalau hanya teronggok dalam file. Maka aku memutuskan untuk mempostingnya di blogku. Aku percaya beberapa catatannya membawa berkat bagi pembaca.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar