Rabu, 11 Juni 2014

Dulu (Waktu Masih Mahasiswa) Dan Sekarang (Waktu Sudah Membajak Ladang)

Dulu waktu masih mahasiswa, kupikir mengerjakan tugas hermeneutik dengan membaca 10 tafsiran dan berbagai buku untuk dijadikan sebuah makalah eksegetikal sederhana adalah hal paling sulit sedunia. Sekarang waktu sudah membajak ladang ternyata membaca Alkitab sebagai sebuah makanan pokok bagi kehidupan rohani pribadi pun rasanya sulit setengah hidup.
 
 
Dulu waktu masih mahasiswa, kupikir berkhotbah di atas mimbar cangkir dengan penonton semua ahli Taurat adalah pekerjaan paling membuat lutut gemetar. Sekarang waktu sudah membajak ladang ternyata berkhotbah yang dimengerti oleh jemaat, dan masuk dalam hidup mereka itu lebih rumit dari yang pernah ku alami di kampus. Bayangkan saja, anak remaja yang antipati sama segala sesuatu berbentuk spiritual, lansia yang sudah kurang kuat secara fisik, pengusaha yang pandai dan kaya, orang miskin dan tak terlalu kuat secara ekonomi, semuanya butuh khotbah yang baik, berkualitas dan mendarat. Khotbah paling enak itu di kampus, percayalah padaku, soundnya bagus, kursinya enak, pendengarnya juga siapin hati untuk mau dibentuk firman Tuhan (paling banter mereka tertidur waktu khotbah hehhehe karena kelelahan atau memang pengkhotbahnya biking ngantuk).
 
 
Dulu waktu masih mahasiswa, kerja kelompok itu bikin jengkel, aku selalu berusaha sebaik mungkin, rajin dan bersemangat, eh ada saja teman sekelompok yang nyanyi-nyanyi main gitar di depan perpus dengan santai dan fals, saat aku sibuk riset dan menulis paper. Sekarang waktu di ladang ternyata bekerja bersama para pemimpin, aktivis, jemaat jauuuuhh lebih melelahkan, menyedot energy rohani-emosi-fisik-semua deh.
 
 
Dulu waktu masih mahasiswa, menjadi pemimpin sie acara kamp, mengkoordinasi satu bagian bidang akademik Senat Mahasiswa rasanya jadi pekerjaan organisasional yang menghabiskan waktu dan menggerogoti kalsium. Eh, sekarang waktu sudah membajak ladang, rapat-rapat strategis, komisi, panitia program tertentu malah berlipat kali ganda menghabiskan waktu dan bukan hanya menggerogoti kalsium, tapi kadang-kadang menyuntikkan racun berbahaya. Hahaha, hiperbolis dikit lah ya...
 
 
Dulu waktu masih mahasiswa, menjadi seorang introvert yang demen baca buku dan ngobrol hanya dengan orang terdekat menjadi keterasingan tersendiri. Ehhh, sekarang, waktu sudah membajak ladang, masih saja dituntut keadaan dan lingkunan untuk terus ketemu dengan orang banyak, ngobrol dengan orang banyak, dan berbasa-basi.
 
Btw, kalau aku terusin bakal jadi keluhan demi keluhan tanpa henti rupanya hehhehehe, kalau gitu lebih baik aku melihat apa yang tidak berubah dulu dan sekarang....
 
1. Kesetiaan dan anugerah Allah.. Selalu ada Allah yang setia menguatkan, memberikan kasih karunia kepada hamba-Nya untuk menyelesaikan satu demi satu pelayanan.  Dulu rasanya deadline demi deadline itu sudah paling memuakkan, menjengkelkan, melelahkan dan terlihat "gila ini apa mungkin ya bisa selesai."  Empat minggu ke depan nanti ada 4 camp yang aku layani, 1 camp yang aku ikut sebagai peserta, juga sedang mempersiapkan bahan pembinaan jemaat tentang introduksi PB, belum pelayanan katekisasi regular, mentoring dan lain sebagainya. Aku bukan mau sombong ya menulis ini, tapi rindu memperlihatkan betapa Dia setia menguatkan waktu aku lelah. Ia menghiburkan waktu aku susah (pelayanan nggak enak loh, pasti lah ya). Ia menuntun waktu aku hilang arah. Ya, Grace upon Grace itu nggak berhenti di seminari, tetapi juga terus berlanjut di bajakan ladang pelayanan yang pasti keras itu.
 
 
 
2. Pembelajaran dan didikan-Nya. Dulu aku waktu masih mahasiswa dapat banyak hal, ternyata sekarang juga dapat lebih banyak hal dari Tuhan! Mulai dari aku yang kurang berserah, gaya kepemimpinan yang harus kulengkapi, dosa-dosa yang masih membekap erat. Wah banyak! Maka sesungguhnya lagu Potter's Hand itu nggak hanya penyambutan mahasiswa baru saja kali ya, tetapi terus menerus tiap waktu, bagi kita yang dipanggil menjadi murid dan hamba, pembentukan Sang Tukang Periuk bagi kita bejana retak-hina-tak berharga berlangsung tiap detik.
 
 
Pada akhirnya, dulu waktu masih mahasiswa dan sekarang waktu sudah membajak ladang, hidup ini bukan tentangku tetapi tentang Allah, bukan tentang caraku, tapi tentang cara Allah, bukan kemenanganku tetapi tentang kemenangan Allah... tadi malam aku menulis puisi, kalau layak disebut puisi ya..
 
 
Yang penting kemajuan pelayanan, bukan kenyamanan diri
Yang penting banyak orang mendengar Firman, bukan aku dihormati orang
Yang penting Tuhan Yesus dirasakan hadir-Nya, aku disingkirkan tak mengapa
Yang penting berita kasih karunia itu dialami, aku nggak dianggep pun tak masalah
Yang penting Tuhan senang, aku taat saja
 
 
Beberapa waktu yang lalu aku berkunjung ke sebuah blog hamba Tuhan dan ia memberikan kalimat yang menarik: Penggembalaan bukan untuk seorang pengecut. Benar sekali! Pelayanan penuh waktu, entah dalam kategorial apa, bukan untuk seorang pengecut. Lalu untuk siapa? Untuk mereka yang mengasihi Allah dan jemaat-Nya!
 
Ada satu lagu yang teringat pagi ini, lagu ini adalah national anthem mahasiswa yang pergi weekend ke Desa di Kesamben, naek bus Bagong berbau busuk keringat campur  bau ternak hahahaha
Kemana saja, ku telah sedia, pimpinanMu tak akan pernah salah,
tolong ku taat memikul salib-Mu, Tuhan pimpinanMu sempurna
Dalam kota besar, atau dalam rimba, jiwa sama berharga di mataMu
tolong ku taat memikul salib-Mu, Tuhan pimpinanMu sempurna
Oh sungguh inilah doaku:
Tuhan, tolong lah semua hamba-hamba Tuhan yang membajak di ladang pelayanan dengan keras. Bri kan hati yang melekat terus kepada Engkau, sehingga mereka cukup di dalam Engkau. Mampu mengatasi permasalahan-permasalahan pastoral jemaat dengan kasih karunia semata-mata. Tarik mereka ketika mereka jauh dari firman-Mu.
Tuhan, tolong mahasiswa dan dosen-dosen di seminari. Mahasiswa adalah generasi yang akan meneruskan apa yang kami kerjakan di ladang saat ini. Tuhan pulihkan mereka yang terluka, Tuhan perlengkapi mereka yang masih kurang, Tuhan kuatkan mereka menjalani panggilan. Tuhan juga tolong dosen untuk mengerti apa isi hati Tuhan bagi generasi yang sedang dipersiapkan menjadi hamba Tuhan ini.
Tuhan, tolong majelis, aktivis, jemaat di mana pun juga, supaya makin rindu mencari Engkau dan cukup di dalam Engkau, mendapati Engkau yang paling berharga di tengah dunia ini...

Amin

Eh, ada satu lagi yang tak berubah dulu waktu masih mahasiswa dan sekarang ketika membajak ladang: jomblo, dan mengagumi 1 sosok yang sama LOL Hahahahahhaha ROTFL #galau #TheManWhoCantBeMoved

Tidak ada komentar:

Posting Komentar