Sabtu, 14 Juni 2014

Tentang Memberi dan Menerima

 



Firman Tuhan ngomong bahwa terlebih berbahagia memberi daripada menerima. Nah, aku mendapatkan pemahaman baru tentang teks ini baru-baru ini. Persoalannya begini, karena kita melihat bahwa memberi itu adalah “berbahagia.” Maka, kita, khususnya sebagai seorang hamba Tuhan, punya sidrom Mesianik yaitu “memberi.” Kita selalu ingin, entah kenapa, memberi sesuatu pada orang lain. Tentu saja, motivasinya baik dan benar adanya, namun ingat seringkali DOrongan SAya lebih besar dari DOrongan Allah.  Jadi sangat sering pemberian kita itu dibungkus oleh DOSA daripada DOA.  Kita memperhatikan jemaat, memberi ide-ide strategi pelayanan, berkhotbah, mengajar kelas katekisasi, memimpin rapat, sesungguhnya adalah sebuah pemberian. Namun, jujur saja, pemberian-pemberian kita suka ditungganggi kepentingan untuk diterima, kepentingan untuk diakui, kepentingan untuk dihormati. Bukankah hamba Tuhan itu adalah ahli kosmetik paling mumpuni? Berjubah rohani dan berdandan ilahi, namun hati penuh iri dan dengki?

Hari-hari ini aku sedang belajar untuk memberi dengan cara lain, yaitu memberi diri menerima masukan, memberi diri menerima  pelajaran dari orang lain, memberi diri menerima keadaan. Menerima itu ternyata, juga membutuhkan memberi, pada saat yang sama. Karena, tidak mungkin kita menerima kalau tangan kita tak terbuka dilandasi sikap hati memberi diri menampung berkat, perbaikan dan pembaharuan.

Ya, aku tahu aku ini orang yang sombong. Sok angkuh hebat dan tahu dalam banyak hal, maka aku berusaha terus menerus memberi, dan di belakang kepalaku tersimpul sebuah ideologi “Tuhan apa yang harus aku beri?” Padahal ada masa di mana ternyata yang Tuhan mau adalah aku menerima sesuatu, aku belajar sesuatu. Dan aku mau mengosongkan tanganku supaya aku leluasa menangkap berkat-berkat-Nya yang melimpah.

 

Tuhan tolong kami hamba-hambaMu, berada dekat salib-Mu, dicengkeram kasih karunia, supaya Yesus makin tampak, dan kami makin hilang, kecil, tak berarti.

Amin.

 

 

 

 

                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar