Kamis, 14 Agustus 2014

"Kamu"

Kata ganti orang kedua. Tapi bagiku kata ini bisa punya makna berbeda-beda. Ia menandakan sesuatu yang lain. Dalam ilmu semiotika (kalau kau anak Desain Komunikasi Visual atau Ilmu Komunikasi pasti belajar ini), ada yang namanya signifier dan signified, tanda dan sesuatu yang ditandakan.  Jadi misalnya: merah menandakan semangat, hitam menandakan kegelapan. Ada simbolisme disitu.
Kata “kamu”?
Tentu sebuah kata akan berarti ketika ia ditempatkan dalam konteks sebuah percakapan.  Kepada siapa kau akan mengajukan kata ganti persona “kamu”?
Gurumu?
Ayahmu?
Ibumu?
Tidak.
Kata “kamu” memperlihatkan kesetaraan antara subjek yang pertama dan subjek yang kedua. “Aku” dan “kamu” adalah dua entitas, dua wadah yang sama, sejajar, egaliter dalam ruang dan waktu yang utuh. Kata ini seringkali akan kita pakai untuk sosok yang setara dengan kita, atau pihak yang kita rasa lebih rendah dari diri kita.
Maka,
Jika kalimat “aku cinta kamu” punya dua kemungkinan, si aku setara dengan si kamu, atau, si aku lebih tinggi dari si kamu.
Pertanyaannya, yang mana yang dimaksudkan oleh sang pengucap? Yang pertama akan membawamu pada hidup dengan demokrasi, saling penghormatan, penghargaan, dan kebanggaan. Yang kedua, seringkali, akan membawamu pada penjajahan, otokrasi, diktator, dan kezaliman.
Ya, bisa jadi lain sih, kalau kamu adalah seorang perempuan yang membutuhkan aku yang bisa memimpin kamu. Maka, kamu, biasanya bersedia mengambil sikap berada di level yang lebih rendah.  Tapi maksudku, hati-hati saja, ada kecenderungan-kecenderungan yang banal ketika seseorang memakai kata kamu untuk kata ganti nama kedua merujuk pada dirimu.
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar