Selasa, 19 Agustus 2014

Siang Hari di Kedai Kopi

Ada seorang bapak, yang tampangnya seperti pemilik perusahaan menengah. Ia mengendalikan segala sesuatu dari gadget dan telponnya. Ada seorang gadis, tampangnya mahasiswa, mungkin sedang asyik nonton video via laptopnya karena tangannya tak banyak beraktifitas. Ada seorang pria muda, mungkin seorang freelance yang bekerja memakai laptop. Dari pembeliannya nampaknya penghasilannya cukup untuk memasukkannya dalam golongan kelas menengah

Dan ada aku, seseorang kelas menengah ke bawah, yang sedang mengalami quarter-life crisis, curhat pada blog yang tak kunjung tenar, sembari meminum cairan berisikan hormone dophamine untuk menambah sukacita eksternal. Yang sedang bertanya-tanya kaitan antara eksistensi dan esensi, antara iman dan keraguan, antara masa depan dan masa kini, antara idealisme dan realitas, antara panggilan hidup dan kebutuhan hidup. Galau gundah menyatu jadi satu, bertanya-tanya tentang mimpi yang mulai kabur dihembuskan kehidupan. Lidah kelu untuk sekadar berwicara tentang wacana-wacana. Maka melempar ide ke dunia maya mungkin layak menjadi semacam candu bagi kesehatan jiwa.

Bersyukur, frasa ingatlah akan Penciptamu pada masa mudamu yang dikoarkan Qoheleth sekian ribu tahun yang lalu tergiang di telinga... Kiranya, tangan-Nya sendiri menuntun kita, mereka, yang mengalami quarter-life crisis sepertiku.,,


Note:
#Starbucks EastCoast Center, tentang apa itu quarter-life crisis: Krisis yang dialami mereka yang menjejak usia 25 tahun, mulai bingung tentang masa depan, bertanya2 tentang idealisme masa mahasiswa yang tak kunjung terwujud, juga, ribut masalah keuangan yang rasanya seperti awan cumulonimbus yang tak kunjung bubar. Baca artikel tentang quarter life crisis di sini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar